Blogger Template by Blogcrowds

Belenggu


Ini Cerita tentang gw yang sekarang, gak tau kenapa gw ngerasa kalo ada kemunduran di diri gw, gw gak tau gimana pendapat orang lain tentang gw yang sekarang. Mungkin penyebabnya banyak salah satunya kata orang tua w sih gara-gara masuk osis, w gak bilang kalo osis itu sebagai kemunduran w, banyak sih hal laen yang bikin w kayak sekarang kalo w ngerasa juga karena selama ini w gak bisa nemuin motivasi yang bikin w rajin (soal na w orang na males), ya begitulah kalo diibaratin w yang sekarang itu kaya singa yang dibelenggu sama es yang dingin banget yang bikin w g bisa ngelakuin hal yang w pngen secara g maksimal.

Janji Bertemu di Surga


Al-Mubarrid menyebutkan dari Abu Kamil dari Ishaq bin Ibrahim dari Raja' bin Amr An-Nakha'i, ia berkata, "Adalah di Kufah, terdapat pemuda tampan, dia kuat beribadah dan sangat rajin. Suatu saat dia mampir berkunjung ke kampung dari Bani An-Nakha'.

Dia melihat seorang wanita cantik dari mereka sehingga dia jatuh cinta dan kasmaran. Dan ternyata, si wanita cantik ini pun begitu juga padanya. Karena sudah jatuh cinta, akhirnya pemuda itu mengutus seseorang melamarnya dari ayahnya. Tetapi si ayah mengabarkan bahwa putrinya telah dojodohkan dengan sepupunya. Walau demikian, cinta keduanya tak bisa padam bahkan semakin berkobar.

Si wanita akhirnya mengirim pesan lewat seseorang untuk si pemuda, bunyinya, 'Aku telah tahu betapa besar cintamu kepadaku, dan betapa besar pula aku diuji dengan kamu. Bila kamu setuju, aku akan mengunjungimu atau aku akan mempermudah jalan bagimu untuk datang menemuiku di rumahku'. Dijawab oleh pemuda tadi melalui orang suruhannya, 'Aku tidak setuju dengan dua alternatif itu, "sesungguhnya aku merasa takut bila aku berbuat maksiat pada Rabbku akan adzab yang akan menimpaku pada hari yang besar." (Yunus:15)


Aku takut pada api yang tidak pernah mengecil nyalanya dan tidak pernah padam kobaranya.'

Ketika disampaikan pesan tadi kepada si wanita, dia berkata, "Walau demikian, rupanya dia masih takut kepada Allah? Demi Allah, tak ada seseorang yang lebih berhak untuk bertaqwa kepada Allah dari orang lain. Semua hamba sama-sama berhak untuk itu." Kemudian dia meninggalkan urusan dunia dan menyingkirkan perbuatan-perbuatan buruknya serta mulai beribadah mendekatkan diri kepada Allah. Akan tetapi, dia masih menyimpan perasaan cinta dan rindu pada sang pemuda.

Tubuhnya mulai kurus dan kurus menahan rindunya, sampai akhirnya dia meninggal dunia karenanya. Dan pemuda itu seringkali berziarah ke kuburnya, Dia menangis dan mendo'akanya. Suatu waktu dia tertidur di atas kuburanya. Dia bermimpi berjumpa dengan kekasihnya dengan penampilan yang sangat baik. Dalam mimpi dia sempat bertanya, "Bagaimana keadaanmu? Dan apa yang kau dapatkan setelah meninggal?"


Dia menjawaba, "Sebaik-baik cinta wahai orang yang bertanya, adalah cintamu. Sebuah cinta yang dapat mengiring menuju kebaikan.
"
Pemuda itu bertanya, "Jika demikian, kemanakah kau menuju?" Dia jawab, "Aku sekarang menuju pada kenikmatan dan kehidupan yang tak berakhir. Di Surga kekekalan yang dapat kumiliki dan tidak akan pernah rusak."

Pemuda itu berkata, "Aku harap kau selalu ingat padaku di sana, sebab aku di sini juga tidak melupakanmu." Dia jawab, "Demi Allah, aku juga tidak melupakanmu. Dan aku meminta kepada Tuhanku dan Tuhanmu (Allah SWT) agar kita nanti bisa dikumpulkan. Maka, bantulah aku dalam hal ini dengan kesungguhanmu dalam ibadah."


Si pemuda bertanya, "Kapan aku bisa melihatmu?" Jawab si wanita: "Tak lama lagi kau akan datang melihat kami." Tujuh hari setelah mimpi itu berlalu, si pemuda dipanggil oleh Allah menuju kehadiratNya, meninggal dunia.

Nabi Muhammad SAW



New Delhi, India. Seorang professor bahasa dari ALAHABAD UNIVERSITY INDIA dalam salah satu buku terakhirnya berjudul "KALKY AUTAR" (Petunjuk Yang Maha Agung) yang baru diterbitkan memuat sebuah pernyataan yang sangat mengagetkan kalangan intelektual Hindu.

Sang professor secara terbuka dan dengan alasan-alasan ilmiah, mengajak para penganut Hindu untuk segera memeluk agama Islam dan sekaligus mengimani risalah yang dibawa oleh Rasulullah saw, karena menurutnya, sebenarnya Muhammad Rasulullah saw adalah sosok yang dinanti-nantikan sebagai sosok pembaharu spiritual.

Prof. WAID BARKASH (penulis buku) yang masih berstatus pendeta besar kaum Brahmana mengatakan bahwa ia telah menyerahkan hasil kajiannya kepada delapan pendeta besar kaum Hindu dan mereka semuanya menyetujui kesimpulan dan ajakan yang telah dinyatakan di dalam buku. Semua kriteria yang disebutkan dalam buku suci kaum Hindu (Wedha) tentang ciri-ciri "KALKY AUTAR" sama persis dengan ciri-ciri yang dimiliki oleh Rasulullah Saw.

Dalam ajaran Hindu disebutkan mengenai ciri KALKY AUTAR diantaranya, bahwa dia akan dilahirkan di jazirah, bapaknya bernama SYANUYIHKAT dan ibunya bernama SUMANEB. Dalam bahasa sansekerta kata SYANUYIHKAT adalah paduan dua kata yaitu SYANU artinya ALLAH sedangkan YAHKAT artinya anak laki atau hamba yang dalam bahasa Arab disebut ABDUN.

Dengan demikian kata SYANUYIHKAT artinya "ABDULLAH". Demikian juga kata SUMANEB yang dalam bahasa sansekerta artinya AMANA atau AMAAN yang terjemahan bahasa Arabnya "AMINAH". Sementara semua orang tahu bahwa nama bapak Rasulullah Saw adalah ABDULLAH dan nama ibunya MINAH.

Dalam kitab Wedha juga disebutkan bahwa Tuhan akan mengirim utusan-Nya kedalam sebiuah goa untuk mengajarkan KALKY AUTAR (Petunjuk Yang Maha Agung). Cerita yang disebut dalam kitab Wedha ini mengingatkan akan kejadian di Gua Hira saat Rasulullah didatangi malaikat Jibril untuk mengajarkan kepadanya wahyu tentang Islam.

Bukti lain yang dikemukakan oleh Prof Barkash bahwa kitab Wedha juga menceritakan bahwa Tuhan akan memberikan Kalky Autar seekor kuda yang larinya sangat cepat yang membawa kalky Autar mengelilingi tujuh lapis langit. Ini merupakan isyarat langsung kejadian Isra' Mi'raj dimana Rasullah mengendarai Buroq

Air Dapat Mendengar


Ternyata air dapat mendengar,.....Subhanallah....!!!!


Dan Kami ciptakan dari air segala sesuatu yang hidup." (Q.S. Al Anbiya:30)

Dalam kitab-kitab tafsir klasik, ayat tadi diartikan bahwa tanpa air semua akan mati kehausan. Tetapi di Jepang, Dr. Masaru Emoto dari Universitas Yokohama dengan tekun melakukan penelitian tentang perilaku air.


Air murni dari mata air di Pulau Honshu didoakan secara agama Shinto, lalu didinginkan sampai -5oC di laboratorium, lantas difoto dengan mikroskop elektron dengan kamera kecepatan tinggi. Ternyata molekul air membentuk kristal segi enam yang indah. Percobaan diulangi dengan membacakan kata, "Arigato (terima kasih dalam bahasa Jepang)" didepan botol air tadi.


Kristal kembali membentuk sangat indah. Lalu dicoba dengan menghadapkan tulisan huruf Jepang, "Arigato". Kristal membentuk dengan keindahan yang sama.

Selanjutnya ditunjukkan kata "setan", kristal berbentuk buruk. Diputarkan musik Symphony Mozart, kristal muncul berbentuk bunga. Ketika musik heavy metal diperdengarkan, kristal hancur.


Ketika 500 orang berkonsentrasi memusatkan pesan "peace" di depan sebotol air, kristal air tadi mengembang bercabang-cabang dengan indahnya. Dan ketika dicoba dibacakan doa Islam, kristal bersegi enam dengan lima cabang daun muncul berkilauan. Subhanallah. Dr. Emoto akhirnya berkeliling dunia melakukan percobaan dengan air di Swiss, Berlin,

Prancis, Palestina, dan ia kemudian diundang ke Markas Besar PBB di New York untuk mempresentasikan temuannya pada bulan Maret 2005 lalu. Ternyata air bisa "mendengar" kata-kata, bisa "membaca" tulisan dan bisa "mengerti" pesan.


Dalam bukunya The Hidden Message in Water, Dr. Masaru Emoto menguraikan bahwa air bersifat bisa merekam pesan, seperti pita magnetik atau compact disk.


Semakin kuat konsentrasi pemberi pesan, semakin dalam pesan tercetak di air. Air bisa mentransfer pesan tadi melalui molekul air yang lain. Barangkali temuan ini bisa menjelaskan, kenapa air putih yang didoakan bisa menyembuhkan si sakit. Dulu ini kita anggap musyrik, atau

paling sedikit kita anggap sekadar sugesti, tetapi ternyata molekul air itu menangkap pesan doa kesembuhan, menyimpannya, lalu vibrasinya merambat kepada molekul air lain yang ada di tubuh si sakit.


Tubuh manusia memang 75% terdiri atas air. Otak 74,5% air. Darah 82% air. Tulang yang keras pun mengandung 22% air. Air putih galon dirumah, bisa setiap hari didoakan dengan khusyu kepada Allah, agar anak yang meminumnya saleh, sehat, dan cerdas, dan agar suami

yang meminum tetap setia. Air tadi akan berproses di tubuh meneruskan pesan kepada air di otak dan pembuluh darah. Dengan izin Allah, pesan tadi akan dilaksanakan tubuh tanpa kita sadari. Bila air minum di suatu kota didoakan dengan serius untuk kesalehan, insya Allah

semua penduduk yang meminumnya akan menjadi baik dan tidak beringas.


Rasulullah saw bersabda, "Zamzam lima syuriba lahu", "Air zamzam akan melaksanakan pesan dan niat yang meminumnya". Barangsiapa minum supaya kenyang, dia akan kenyang. Barangsiapa minum untuk menyembuhkan sakit, dia akan sembuh. Subhanallah . Pantaslah air

zamzam begitu berkhasiat karena dia menyimpan pesan doa jutaan manusia selama ribuan tahun sejak Nabi Ibrahim a.s.


Bila kita renungkan berpuluh ayat Al Quran tentang air, kita akan tersentak bahwa Allah rupanya selalu menarik perhatian kita kepada air. Bahwa air tidak sekadar benda mati. Dia menyimpan kekuatan, daya rekam, daya penyembuh, dan sifat-sifat aneh lagi yang menunggu disingkap manusia. Islam adalah agama yang paling melekat dengan air. Shalat wajib perlu air

wudlu 5 kali sehari. Habis bercampur, suami istri wajib mandi. Mati pun wajib dimandikan. Tidak ada agama lain yang menyuruh memandikan jenazah, malahan ada yang dibakar. Tetapi kita belum melakukan zikir air. Kita masih perlakukan air tanpa respek. Kita buang secara mubazir, bahkan kita cemari. Astaghfirullah.


Seorang ilmuwan Jepang telah merintis. Ilmuwan muslim harus melanjutkan kajian kehidupan ini berdasarkan Al Quran dan hadis.

Wallahu a'lam ...


Empat corak tampang 
Pemimpin pulang
Dari medan juang

Dia pulang dengan 
Kepala tegak ke depan
Membawa hasil perjuangan 

Dia pulang dengan
Kepala tegak namun tangan
Dibelenggu
Calon Penghuni terungku
Atau lebuh nista dari itu

Riwayatnya jadi pupuk penyuburan
Tanah dan ranah perjuangan
Bagi Mujahidin kemudian

Itu adalah sebuah potongan bait-bait puisi yang ditulis oleh Muhammad Natsir, salah seorang pemimpin Masyumi dan pendiri Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia. Puisi ini menjelaskan tentang keberhasilan seorang pemimpin yang seringkali baru dapat disadari saat dia pergi, saat kita melihat apa yang telah dikerjakannya ternyata amat berguna bagi generasi selanjutnya.

Selain hal tersebut, keberhasilan seorang pemimpin juga ditentukan oleh keberhasilan regenerasi perjuangan. Rasulullah SAW memberikan contoh yang baik untuk hal itu. Ketika beliau meniggal, para sahabat, meski merasa kehilangan dan yakin tak adayang mampu menyamai Nabi, tapi tidak kebingungan mencari pemimpin setelahnya. Mereka justru berdebat tentang siapa yang pertama memimpin. Ini terjadi karena ada sekian banyak sahabat yang amat layak menjadi pemimpin.

Puisi diatas juga menggambarkan bahwa perjuangan harus tetap berjalan, tak peduli berapa banyak pemimpin yang meninggal. Itu tidak mungkin terjadi bila pemimpin sebelumnya tidak mempersiapkan kader yang layak untuk memimpin perjuangan setelah ia meniggal. Regenerasi adalah sunatullah. Orang yang menganggap seorang pemimpin tidak dapat digantikan, adalah orang yang tidak percaya bahwa kematian adalah suatu yang pasti.

Pemimpin yang baik bukanlah pemimpin yang pintar, tapi pemimpin yang mengerti situasi dan kondisi di sekitarnya, pemimpin yang sebijaksana mungkin memutuskan suatu perkara masalah yang terjadi dilingkungannya. Pemimpin yang mengerti masa dimana ia hidup dan memimpin. Kita tidak dapat membandingkan satu pemimpin dengan pemimpin lainnya karena masalah dan keadaan yang dihadapi pasti berbeda beda.

Oleh karena itu, seorang pemimpin yang baik bukanlah pemimpin yang mempunyai skill individu terbaik, tapi yang tahu kapan harus mendengar pendapat rekan rekannya, mendengar suara hati orang disekitarnya. Pemimpin yang percaya pada generasi penerusnya, pemimpin yang membiasakan generasi muda penerusnya menerima beban tugas. Pemimpin yang baik seperti seorang playmaker dalam sepakbola. Playmaker bukanlah seorang yang mempunyai tendangan keras, bukanlah yang paling hebat dalam menggocek bola, bukan yang paling hebat responnya, tapi seorang playmaker adalah seorang yang paling tahu kapan harus membagi bola, bagaimana memberi umpan yang matang, tahu bagaimana mengatur ritme permainan timnya, dan tahu bagaimana membangkitkan semangat rekan-rekannya.

Da’wah adalah pekerjaan besar yang diwajibkan Allah SWT kepada hamba pilihan-Nya. Pahala yang disediakan Allah untuk para pengemban da’wah adalah ridha-Nya. Syaratnya para pengemban da’wah itu harus melaksanakan da’wah hanya karena Allah SWT. Ia harus menjadikan da’wah benar benar hanya karena Allah, benar-benar ikhlas, dan saat yang sama harus sesuai dengan tuntunan rasulullah SAW

Da’wah adalah suatu pekerjaan yang harus diakukan dengan ikhlas, sabar, ulet, dan penuh toleransi. Maksud toleransi disini bukan merelakan kita untuk diinjak injak, bukan mendiamkan perilaku buruk, karena jika seperti itu bukan toleransi namanya tetapi memendam perasaan. Toleransi yang sehat lahir dari sebuah perkenalan maupun pendekatan secara bertahap untuk mencapai suatu toleransi, toleransi itu juga lahir dengan kita saling menghargai perbedaan yang ada untuk mencapai suatu ketentraman.

Dalam da’wah toleransi sangat penting untuk mengetahui dan memahami keadaan seseorang atau kelompok masyarakat, dalam hal ini peran seorang pemimpin atau khalifah sangat penting untuk mengarahkan, mengatur, dan memimpin agar hal tersebut tetap berada pada jalur yang benar dan sesuai dengan tujuan awal.

Untuk menyiapkan generasi penerus, seorang pemimpin harus memiliki sifat ikhlas, sabar, ulet, dan toleransi, demi untuk menyiapkan generasi penerus da’wah agar islam tidak hanya menjadi sejarah peradaban di bumi. Karena hanya islam agama yang diridhai Allah.

Seorang pemimpin harus memiliki sifat ikhlas untuk mencari bibit, menyiapkan, dan mendidik generasi penerus karena ikhlas adalah kunci apakah usaha dan kerja keras seorang pemimpin untuk generasi penerus mendapat ridha Allah atau tidak, dan para generasi penerus insyaallah dapat menerima, memahami, dan menghayati ilmu, pengalaman yang manis ataupun pahit, pelajaran yang berat ataupun ringan. Untuk meneruskan dan melanjutkan perjuangan da’wah yang dilakukan pemimpin sebelumnya. 

Begitu juga dengan sabar, dan ulet hal tersebut juga merupakan hal penting dalam da’wah karena perlu sebuah kesabaran dan keuletan dalam berda’wah Karena kita tidak mengetahui bagaimana keadaan suatu kaum dimana menjadi tempat berda’wah. Kita perlu sabar untuk terus mengajak orang orang, kita perlu keuletan untuk terus membimbing dan memberikan pelajaran. Oleh karena itu sabar dan ulet adalah hal yang tidak dapat dilepaskan dari da’wah.

Setiap membaca Al-Quran, salah satu surat yang populer adalah surat Al-Fatiha. Kalimat Ar-Rahman (pengasih) dan Ar-Rahim (penyayang) adalah merupakan kata yang menjadi dorongan islam untuk hidup dalam kedamaian yang dilandasi dengan cinta dan toleransi. Hal tersebut juga dipertegas dengan kalimat “Rahmatan Lil Alamin” (kasih sayang terhadap semua). Islam mengakui perbedaaan karena memang semua berbeda baik internal maupun eksternal, tapi bukan untuk di beda bedakan, tapi untuk dihargai dan dijag keharmonisan untuk menyikapi suatu perbedaan.

Fenomena kekerasan terhadap beberapa kelompok yang akhir akhir ini menghiasi catatan peradaban dunia adalah keamburadulan system dan mekanisme hidup bersama. Ketegangan antar intra umat beragama dan antara umat beragama ikut menjadi hal yang tidak bisa dihindarkan. Biasanya ha ini terjadi akibat adanya paksaan dan tekanan terhadap sesuatu yang menyangkut keyakinan, kepercayaan, dan keimanan. Islam sebagai agama sama sekali tidak pernah mengajarkan tindakan dan perilaku paksaan, dan itu tegas dijelaskan dalam Al-Quran yang berbunyi La Ikhroha Fiid Din yang artinya “Tiada paksaan dalam menganut agama/keyakinan”. Atau juga pada peristiwa Piagam Madinah nabi Muhammad SAW berkata “Barang siapa yang kejam dan kasar terhadap sesorang yang terikat perjanjian, membatasi hak haknya, membebaninya dengan hal hal yang tak dapat ia pikul, atau mengambil sesuatu yang menjadi miliknya diluar keinginannya, maka aku sendiri yang akan menjadi lawan orang itu di akhirat kelak”.

Oleh Karena itu dalam berdakwah harus menggunakan cara pendekatan secara baik baik, bertahap, sabar, dan ulet, bila seseorang terutama seorang pemimpin berda’wah dengan cara kekerasan atau memaksa maka orang orang pun akan menjauhinya seperti firman Allah pada surat Ali Imran ayat 159 yang artinya “Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka akan menjauh dari sekitar kamu. Karena itu maka maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh Allah mencintai orang yang bertawakal. Itulah seharusnya yang dilakukan oleh para khalifah dimuka bumi ini yaitu berda’wah dengan lemah lembut. Hal ini harus terus berlanjut dan untuk pelajaran bagi generasi penerus.

Ada baiknya kita mencermati dan mencontoh bagian dari sejarah nabi Muahmmad SAW. Diantaranya sejarah mencatat bahwa islam memerangi kaum kafir quraisy dalam peristiwa Fathul Mekah bukan karena alasan akidah (keyakinan), tapi justru karena orang islam dimusuhi, dan diperangi dan sejarah mencatat jelas bahwa para tawanan dan orang Mekah yang menyembah berhala dan beragama apa saja tidak dipaksa masuk islam ketika kota mekah ditaklukan, justru sebaliknya mereka diberi pengampunan massal bagi mereka yang sungguh sungguh untuk masuk islam. Kita harus mencontoh apa yang dilakukan nabi Muhammad SAW untuk berda’wah mencari bibit-bibit generasi penerus yang dapat membawa perubahan di bumi ini ke arah yang lebih baik.  

Bila sebuah negara atau organisasi diibaratkan seperti sebuah permainan catur. Seorang pemimpin diibaratkan seorang pemain catur dialah yang mengatur, memberikan perintah, memilih jalan, dan memutuskan. Menurut saya anda salah jika anda menganggap seorang pemimpin adalah seorang raja pada suatu negara atau sebuah organisasi. Raja disini bukan pula sebuah konstitusi atau peraturan, bukan pula dasar negara, apalagi sebuah kehormatan. Jika, anda sependapat dengan saya, raja dari suatu negara atau organisasi adalah generasi penerus suatu negara ataupun organisasi. Karena generasi penerus adalah kunci apakah suatu negara atau organisasi dapat terus berjalan atau tidak. Karena bila tidak ada generasi penerus suatu negara atau organisasi tidak akan dapat berjalan lagi, tidak dapat melakukan apa apa lagi. Bayangkan bila sebuah negara atau organisasi tidak memiliki generasi penerus kepada siapa kita akan bergantung, dan berharap untuk masa depan nanti. Renungkan bila sebuah negara atau organisasi tidak memiliki generasi penerus. Ilmu, pengalaman, dan pelajaran yang ada akan diturunkan, dan diberikan kepada siapa. Pikirkan bila sebuah negara atau organisasi tidak memiliki generasi penerus, seorang pemimpin akan memimpin siapa, akan mengarahkan siapa, akan membina siapa. Begitulah menurut saya yang paling penting bukanlah sebuah konstitusi, bukan sebuah landasan, tetapi adalah suatu generasi penerus.

Oleh karena itu seorang pemimpin yang benar-benar berjiwa pemimpin adalah pemimpin yang menuliskan pada hatinya tanggung jawab untuk melindungi, membina, dan mengarahkan generasi penerus agar menjadi lebih baik daripada dirinya. Meskipun untuk mewujudkannya harus memerlukan, dan membutuhkan pengorbanan yang besar, bahkan mengorbankan dirinya sendiri. Mungkin itulah pemimpin atau khalifah yang akan menjawab pertanyaan malaikat kepada Allah. Mengapa Allah menjadikan manusia sebagai khalifah di muka bumi ini. 

Generasi penerus dapat diibaratkan sebagai lapisan ozon yang didalamnya terdapat pada stratosfer yang melindungi bumi ini dari terik dan panasnya matahari. Bila tidak ada lapisan ozon bumi ini akan berakhir, meleleh dan hanya akan menjadi kenangan dari bagian tatasurya sebagai satu-satunya planet yang terdapat kehidupan didalamnya. Untuk itu kita harus melindungi lapisan ozon tetap ada agar bumi ini dapat terus berputar.

Dalam dunia da’wah, kepemimpinan yang berkesinambungan, dan adanya generasi penerus untuk melanjutkan perjuangan da’wah mutlak diperlukan. Hal ini karena perjuangan da’wah adalah perjuangan sepanjang masa, hingga kiamat tiba. Oleh karena itu tongkat estafet pun tidak boleh jatuh sedetik pun.  



 
























OSIS 38


OSIS SMAN 38. Adalah tempat yang sebenarnya nggak ada di otak gw pas masih duduk di MTS. Tapi, pas acara perpisahan gw nazar kalo gw masuk SMA unggulan gw bakalan masuk OSIS nya. Ya, pertama kali yang ada di otak gw pas buat keputusan buat masuk OSIS karena gw liat ade kelas OSIS MTS gw ikut perpisahan angkatan gw. Mereka bilang sih jadi panitia, n gw juga nanya ke mereka ternyata mereka ikut perpisahan pas angkatan gw gratis alias gak ngeluarin duit buat biaya transport n akomodasinya. Pas gw tau kaya gitu ya langsung terlintas di otak gw yang dodol kalo OSIS tu enak, n gratis. Ya jadilah gw pengurus OSIS SMAN 38 n untuk jadi pengurus OSIS ternyata gak gampang ternyata gw harus ngelewatin cobaan yang sulit yang bentuknya macem macem ada fisik, mental, jiwa gw diperiksa masih waras atau gak, yang kalo menurut gw sih kalo ada hal kaya gitu tiap saat ya pastinya gw dah langsing sekarang karena stress ngejalanin itu semua. Ya jadilah gw bagian dari 33 pengurus OSIS SMAN 38 Jakarta. Hal hal menarik, gila, n aneh yang laen bakal gw ceritain lagi abis ini.OSIS 38 Mantap

Postingan Lebih Baru Beranda